Kata siapa bila malam kita tidak bisa foto-foto? Bisa tetapi harus menggunakan flash, tidak salah. Teknik fotografi dengan efek starburst bisa memanfaatkan cahaya Lampu dimalam hari yang ada disekitar kita. Untuk membuat starburst dengan teknik fotografi
kali ini, hal mendasar yang harus kita pahami adalah membuat aperture
(bukaan) lensa sekecil mungkin, artinya kita sebaiknya menggunakan angka
aperture yang besar (f/11 s.d f/22) dan sebaiknya memanfaatkan lensa
yang memiliki focal length lebih pendek. Sebenarnya efek starburst tidak
selalu malam. Anda juga bisa memanfaatkannya di pagi hari terutama pada
saat matahari terbit. Teknik fotografi ini akan membuat seakan-akan sumber cahaya berpendar(menyebar) ke segala arah.
Sebelum anda lanjut membaca artikel ini sebaiknya di review kembali beberapa artikel, dari sumber artikel ini:
- Tiga komponen penting dalam fotografi: Aperture (Diafragma) Bagian satu
- Tiga komponen penting dalam fotografi: Aperture (Diafragma) Bagian dua
Mungkin ada yang bertanya kenapa harus bukaan kecil, bukannya malah
akan gelap? Penjelasannya akan panjang. Singkatnya adalah secara fisika
cahaya akan mengalami difraksi (penyebaran) saat melewati lubang sempit.
Sifat penyebaran cahaya inilah yang membuat sumber cahaya (lampu,
bulan, matahari) akan terlihat berpendar dan memiliki lidah, jumlah
lidah akan bergantung pada jumlah bilah (blade) aperture dalam lensa
anda, lihat spek lensa yang anda miliki, pasti akan ada tertulis
“aperture blade”. Seperti teknik fotografi lainnya yang sangat
mengandalkan cahaya, efek starburst juga sangat bergantung pada momen
anda memperkirakan cahaya yang ada. Kalau bisa saat anda mengambil
gambar sediakan sedikit cahaya agar foto anda tidak under exposure.
Efek starburst banyak disukai karena karakteristik cahaya akan tampak
berpendar ke segala arah. Banyaknya pendar ini disebut dengan bilah
cahaya, dan ini tergantung dengan bukaan diafragma, semakin kecil
semakin banyak bilahnya. Efek starburst ini selalu berkawan dengan
shutter speed yang rendah karena bukaan yang kecil sehingga kamera
membutuhkan waktu lebih lama agar sensor atau film terkena cahaya yang
cukup. Teknik fotografi
ini juga sangat bergantung pada panjang focal length dari lensa yang
anda gunakan, semakin pendek focal lenghtnya semakin bagus foto yang
dihasilkan. Efek starbust banyak juga diminati oleh fotografer landscape
baik itu yang alam maupun perkotaan.
Kalau masih belum jelas, silahkan lihat gambar berikut ini
Gambar
disamping menunjukkan, semakin kecil bukaan (angka f semakin besar),
lidah cahaya akan semakin maksimal. Sementara di angka f yang kecil,
sumber cahaya tampak tanpa burst sama sekali.
Tips Foto dengan efek Starburst:
Dalam aplikasinya teknik fotografi dengan bukaan yang kecil
sehingga cahaya yang masuk menjadi sedikit dan membutuhkan shutter speed
yang agak lama dalam hal ini memerlukan Tripod. Memotret malam hari
dengan angka f yang besar, misal foto dengan f/18 secara otomatis anda
harus menggunakan shutter speed rendah agar sensor mendapatkan cahaya
yang cukup. Silahkan coba foto diatas 25 detik kenapa tanpa tripod,
dijamin foto anda tidak jelas hasilnya.
Perhatikan setting kamera, untuk menggunakan efek burst gunakan
angka f yang besar: f/11 atau lebih besar. Atur ISO di angka yang
rendah, dibawah 400, karena teknik fotografi ini perlu cahaya
yang cukup sehingga kita akan memotret long exposure. Anda bisa
menggunakan mode manual maupun aperture priority, yang jelas perhatikan
angka metering kamera. Untuk pemotretan malam hari seperti ada
kecenderungan hasil akan over exposure (terlalu terang), jadi pakai
exposure compensation angkanya bervariasi tergantung dari lingkungan
sekitar, coba pakai under 1 stop sebagai awal dan sesuaikan setelahnya.
Efek starburst pada jembatan yang cahaya memantul ke air | www.macworld.com |
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pada teknik fotografi
kali ini kita akan menggunakan bukaan aperture yang kecil, dimana
seluruh bagian pada foto akan terlihat tajam. Tidak ada yang blur,
sehingga anda tidak perlu pusing-pusing untuk mengatur focus. Image
stabilizer pada saat menggunakan tripod sebaiknya dimatikan saja karena
kamera sudah stabil dengan tripod, dan cara ini dapat menghemat baterai.
Manfaatkan highlight alert kamera dengan sebaik-baiknya anda, high
light alert ini kan berkedip-kedip member peringatan pada saat kita
memotret subjek yang terang bling-bling yang muncul di LCD.
Ingat segala sumber cahaya bisa digunakan untuk menghasilkan efek starburst begitu pula pada pantulan cahaya. Teknik fotografi
ini umum juga digunakan pada fotografi makro dimana menghasilkan efek
bintang/starburst mini. Ambil anda bisa menggunakan pantulan tetesan
air, yang disinari dengan lampu strobis.
Jangan mengubah angka aperture sampai diatas f/22 walaupun
sebenarnya semakin kecil bukaan maka bilah cahaya akan semakin banyak,
perlu diingat juga semakin kecil bukaan diafragma / aperture maka
kualitas foto yang dihasilkan akan berkurang dan kurang tajam, oleh
karena itu agar secara bijak dalam hal aperture ini. Saya sarankan
bukaan antara f/11- f/22 sudah cukup memadai.
Satu hal lagi jangan ragu untuk melakukan percobaan karena kondisi
cahaya yang aka n dihadapi tiap orang berbeda-beda sehingga cara-cara
ataupun teknik fotografi akan bervariasi pada tiap orang. Efek
starburst ini akan berkesan “menakjubkan” apabila anda bisa mengambil
foto dari tempat yang tinggi seperti matahari terbit di pegunungan
bromo, atau mungkin dari atas gedung pencakar langit dimana. Ada
beberapa tempat lain yang bisa menjadi pilihan semisal suasana kota
dimalam hari dimana anda lebih menonjolkan keindahan lampu-lampunya,
silahkan dipadukan dengan lensa wide angle atau fish eye untuk mendapatkan distorsi gambar. Dijamin foto anda akan berbeda dengan yang lainnya.
Contoh Lain Foto dengan Efek Starbust : (Foto: Canon Camera, Indonesia)
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar