Content

Teknik Dasar Fotografi dengan Efek Starburst

Jumat, 26 April 2013 0 komentar
Kata siapa bila malam kita tidak bisa foto-foto? Bisa tetapi harus menggunakan flash, tidak salah.  Teknik fotografi dengan efek starburst bisa  memanfaatkan cahaya Lampu dimalam hari yang ada disekitar kita. Untuk membuat starburst dengan teknik fotografi kali ini, hal mendasar yang harus kita pahami adalah membuat aperture (bukaan) lensa sekecil mungkin, artinya kita sebaiknya menggunakan angka aperture yang besar (f/11 s.d f/22) dan sebaiknya memanfaatkan lensa yang memiliki focal length lebih pendek. Sebenarnya efek starburst tidak selalu malam. Anda juga bisa memanfaatkannya di pagi hari terutama pada saat matahari terbit. Teknik fotografi ini akan membuat seakan-akan sumber cahaya berpendar(menyebar) ke segala arah.
Sebelum anda lanjut membaca artikel ini sebaiknya di review kembali beberapa artikel, dari sumber artikel ini:
  1. Tiga komponen penting dalam fotografi: Aperture (Diafragma) Bagian satu
  2. Tiga komponen penting dalam fotografi: Aperture (Diafragma) Bagian dua
teknik fotografi dasar
Sand Dune Starburst, www.backcountrygallery.com

Mungkin ada yang bertanya kenapa harus bukaan kecil, bukannya malah akan gelap? Penjelasannya akan panjang. Singkatnya adalah secara fisika cahaya akan mengalami difraksi (penyebaran) saat melewati lubang sempit. Sifat penyebaran cahaya inilah yang membuat sumber cahaya (lampu, bulan, matahari) akan terlihat berpendar dan memiliki lidah, jumlah lidah akan bergantung pada jumlah bilah (blade) aperture dalam lensa anda, lihat spek lensa yang anda miliki, pasti akan ada tertulis “aperture blade”. Seperti teknik fotografi lainnya yang sangat mengandalkan cahaya, efek starburst juga sangat bergantung pada momen anda memperkirakan cahaya yang ada. Kalau bisa saat anda mengambil gambar sediakan sedikit cahaya agar foto anda tidak under exposure.
Efek starburst banyak disukai karena karakteristik cahaya akan tampak berpendar ke segala arah. Banyaknya pendar ini disebut dengan bilah cahaya, dan ini tergantung dengan bukaan diafragma, semakin kecil semakin banyak bilahnya. Efek starburst ini selalu berkawan dengan shutter speed yang rendah karena bukaan yang kecil sehingga kamera membutuhkan waktu lebih lama agar sensor atau film terkena cahaya yang cukup. Teknik fotografi ini juga sangat bergantung pada panjang focal length dari lensa yang anda gunakan, semakin pendek focal lenghtnya semakin bagus foto yang dihasilkan. Efek starbust banyak juga diminati oleh fotografer landscape baik itu yang alam maupun perkotaan.

Kalau masih belum jelas, silahkan lihat gambar berikut ini

starburst_nightGambar disamping menunjukkan, semakin kecil bukaan (angka f semakin besar), lidah cahaya akan semakin maksimal. Sementara di angka f yang kecil, sumber cahaya tampak tanpa burst sama sekali.

Tips Foto dengan efek Starburst:
Dalam aplikasinya teknik fotografi dengan bukaan yang kecil sehingga cahaya yang masuk menjadi sedikit dan membutuhkan shutter speed yang agak lama dalam hal ini memerlukan Tripod. Memotret malam hari dengan angka f yang besar, misal foto dengan f/18 secara otomatis anda harus menggunakan  shutter speed rendah agar sensor mendapatkan cahaya yang cukup. Silahkan coba foto diatas 25 detik kenapa tanpa tripod, dijamin foto anda tidak jelas hasilnya.
Perhatikan setting kamera, untuk menggunakan efek burst  gunakan angka f yang besar: f/11 atau lebih besar. Atur ISO di angka yang rendah, dibawah 400, karena teknik fotografi ini perlu cahaya yang cukup sehingga kita akan memotret long exposure. Anda bisa menggunakan mode manual maupun aperture priority, yang jelas perhatikan angka metering kamera. Untuk pemotretan malam hari seperti ada kecenderungan hasil akan over exposure (terlalu terang), jadi pakai exposure compensation angkanya bervariasi tergantung dari lingkungan sekitar, coba pakai under 1 stop sebagai awal dan sesuaikan setelahnya.
teknik fotografi starburst
Efek starburst pada jembatan yang cahaya memantul ke air | www.macworld.com

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pada teknik fotografi kali ini kita akan menggunakan bukaan aperture yang kecil, dimana seluruh bagian pada foto akan terlihat tajam. Tidak ada yang blur, sehingga anda tidak perlu pusing-pusing untuk mengatur focus. Image stabilizer pada saat menggunakan tripod sebaiknya dimatikan saja karena kamera sudah stabil dengan tripod, dan cara ini dapat menghemat baterai.
Manfaatkan highlight alert kamera dengan sebaik-baiknya anda, high light alert ini kan berkedip-kedip member peringatan  pada saat kita memotret subjek yang terang bling-bling yang muncul di LCD.
Ingat segala sumber cahaya bisa digunakan untuk menghasilkan efek starburst begitu pula pada pantulan cahaya. Teknik fotografi ini umum juga digunakan pada fotografi makro dimana menghasilkan efek bintang/starburst mini. Ambil anda bisa menggunakan pantulan tetesan air, yang disinari dengan lampu strobis.
Jangan mengubah angka aperture sampai diatas f/22  walaupun sebenarnya semakin kecil bukaan maka bilah cahaya akan semakin banyak, perlu diingat juga semakin kecil bukaan diafragma / aperture maka kualitas foto yang dihasilkan akan berkurang dan kurang tajam, oleh karena itu agar secara bijak dalam hal aperture ini. Saya sarankan bukaan antara f/11- f/22 sudah cukup memadai.
Satu hal lagi jangan ragu untuk melakukan percobaan karena kondisi cahaya yang aka n dihadapi tiap orang berbeda-beda sehingga cara-cara ataupun teknik fotografi akan bervariasi pada tiap orang. Efek starburst ini akan berkesan “menakjubkan” apabila anda bisa mengambil foto dari tempat yang tinggi seperti matahari terbit di pegunungan bromo, atau mungkin dari atas gedung pencakar langit dimana. Ada beberapa tempat lain yang bisa menjadi pilihan semisal suasana kota dimalam hari dimana anda lebih menonjolkan keindahan lampu-lampunya, silahkan dipadukan dengan lensa wide angle atau fish eye untuk mendapatkan distorsi gambar. Dijamin foto anda akan berbeda dengan yang lainnya.

Contoh Lain Foto dengan Efek Starbust : (Foto: Canon Camera, Indonesia)

Sumber :
Baca selengkapnya »

Foto Jadul "Toempang" Jaman Kolonial Belanda

2 komentar
Sekilas tentang Tumpang-Malang
Locator kabupaten malang.png
Tumpang adalah salah satu kecamatan dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Dahulu Tumpang dikenal sebagai sentra padi "Ganjarawe" yang menghasilkan "Beras Tumpang". Jumlah penduduk Tumpang kurang lebih 71.985 jiwa yang terdiri dari 35.507 laki-laki, 36.478 perempuan. Kecamatan Tumpang mempunyai potensi dan produk unggulan di bidang pertanian, perkebunan,Industri, dll. dan letak yang strategis untuk menuju obyek-obyek wisata dimana jalan satu satunya dari arah barat untuk menuju ke gunung Bromo dan Semeru. (Sumber Data)

Sedikit Foto koleksi jaman Kolonial Belanda



Keterangan Foto di atas dalam tulisan/bahasa Belanda 
Titel: Groep mannen voor een gebouw
Maker: creator: Jahn's Drukkerij, NV
Trefwoord:
persoon, groep,portret,bouwwerk,ruimtelijke omgeving, land
spoorwerker, station
Verv.jaar: 1919
Verv.plaats: Indonesiƫ
Periode onderwerp:1919
Afmeting: 16,3 x 21,5
Bron: S.33/005 (foto in album, daglichtgelatinezilverdruk), Pioniersfotografie uit Nederlands-Indiƫ, Prentenkabinet Leiden
Copyright: voor informatie: Prentenkabinet Leiden/Jahn's Drukkerij, NV
Opmerking: Herkomst: Onbekend


Yang kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Versi Terjemahan Google kurang lebih demikian :

Judul: Kelompok laki-laki untuk bangunan
Penulis: creator: Jahn yang Percetakan, NV
Kata Kunci:
orang, kelompok, potret, bangunan, luas lahan, tanah
pekerja kereta api, stasiun kereta api
Verv.jaar: 1919
Verv.plaats: Indonesia
Periode subjek: 1919
Ukuran: 16.3 x 21.5
Sumber: S.33/005 (di album foto, daylight gelatin cetak perak), Pioneer fotografi dari Hindia Belanda, Leiden Prentenkabinet
Copyright: Untuk informasi: Print Room Leiden / Jahn 's Printing, NV
Catatan: Asal: Unknown


 
Begitu juga dengan keterangan Foto ini..

Titel: Detachement Veldpolitie te Toempang in het district Malang op Oost-Java, waarvan een deel bereden
Veldpolitie uit het gewest Pasuruan en omstreken
Maker: fotograaf: J.S. Scholten
Trefwoord: Malang (cultuur) sociaal, politiek, juridisch
Ver
v.jaar: 1928
Verv.plaats: Tumpang, Indonesiƫ
Techniek: Materiaal: papier; karton
Techniek: ontwikkel gelatine zilverdruk
Montage: in album geplakt
Object: foto
Bron: [A120-1-4], Kerncollectie Fotografie, Museum Volkenkunde
Copyright: Voor meer informatie: Museum Volkenkunde

Dalam bahasa Indonesia Terjemahan Google
Judul: Lapangan Detasemen Polisi untuk Toempang di distrik Malang, Jawa Timur, sebagian dikuasai
Lapangan Polisi dari daerah dan di sekitar Pasuruan
Penulis: fotografer: J. S. Scholten
Keyword: Malang (budaya) sosial, politik, hukum
Verv.jaar: 1928
Verv.plaats: Tumpang, Indonesia
Teknik: Bahan: kertas, karton
Teknik: cetak silver gelatin
Mount: terjebak dalam album
Foto properti
Sumber: [A120 1-4], Kern Fotografi Koleksi, Museum of Ethnology
Copyright: Untuk informasi lebih lanjut: National Museum of Ethnology


Foto lainnya :
Candi Jago Tumpang
Pohon beringin di Tumpang (1900-1920)
Baca selengkapnya »

Pilih gear yang sesuai minat fotografi anda

Kamis, 04 April 2013 0 komentar
Seperti tulisan sebelumnya Tulisan ini saya ambil dari sebuah blog orang lain. Sekali lagi, sekedar untuk pembalajaran buat saya pribadi yang masih awam dalam hal dunia fotografi, dan anda (pembaca) yang tertarik dengan dunia fotografi baik pemula maupun yang muahirrr yang kebetulan menemukan tulisan ini di blog saya yang sederhana ini.

Fotografi, tentu perlu kamera dan lensa. Dengannya, berbagai macam foto bisa didapatkan tergantung hobi dan gaya memotret si empunya. Kamera jaman dulu yang cuma memakai lensa fix 50mm, bisa dipakai untuk banyak kebutuhan fotografi. Sejak era lensa zoom, fotografer makin dimanjakan karena bisa berkreasi dengan perspektif, sudut gambar dan komposisi yang beragam. Tapi tahukah anda, saat ini bila seseorang ingin lebih serius menekuni fotografi, gear atau peralatannya perlu semakin ditambah. Repotnya, beda hobi, beda keminatan fotografi bisa berbeda juga gearnya.
Kami coba ulas beberapa keminatan atau cabang fotografi yang umum saja, yaitu potret, landscape, makro dan sport/aksi. Ternyata untuk lebih bisa maksimal dalam menekuni hobinya, kita perlu lebih dulu menentukan minat dan cabang fotografi mana yang mau kita tekuni. Dari situlah baru kita bisa menginvestasikan gear yang sesuai dan efektif.

Foto potret

Ciri foto potret adalah adanya wajah manusia dalam foto (tentu saja kan..). Foto potret yang lebih disukai adalah yang latar belakangnya dibuat blur, supaya fokus atau atensi kita tertuju pada si orang yang difoto. Pencahayaan potret umumnya terbagi dua : alami dan buatan (atau gabungan keduanya). Cahaya alami akan sangat ditentukan waktu, arah cahaya dan sumbernya, sedang yang buatan biasanya dari fill flash hingga strobist. Foto potret juga diharapkan bisa menghasilkan warna kulit yang natural dan tidak terlalu tajam.

Peralatan yang umum dipakai dalam fotografi potret :
  • kamera DSLR bebas
  • lensa fix dengan fokal menengah hingga tele (misal 50mm f/1.8 atau 85mm f/1.4)
  • lensa tele dengan bukaan besar (misal 70-200mm f/2.8)
  • lensa allround dengan bukaan besaar (misal 24-70mm f/2.8)
  • flash eksternal
  • aksesori flash : trigger, diffuser, payung, softbox, reflektor
softbox
Gambar diatas adalah contoh softbox dengan sumber cahaya sebuah lampu flash eksternal, yang cocok untuk membentuk cahaya buatan pada foto potret. Bila disimpulkan, foto potret identik dengan lensa bukaan besar untuk bokeh yang baik, lalu perlu flash dan aksesorinya untuk membentuk dan mengarahkan cahaya.

Foto landscape

Foto landscape sangat diminati karena sambil hunting bisa sambil travelling, bahkan menjurus ke adventure. Hasil foto landscape yang sukses juga bisa dibanggakan bahkan bisa dijual. Kendala landscape yang utama adalah pemilihan lokasi dan waktu yang tepat, lalu banyak faktor luar yang bisa bikin gagal (hujan, banyak turis, sunset tertutup awan dsb). Landscape memang tidak harus selalu identik dengan foto wideangle, meski memang harus diakui kalau wideangle bisa memberi kesan luas yang biasanya lebih disukai. Landscape juga perlu kejelian memilih obyek, seperti langit, pepohonan, air dan bebatuan. Masalah terberat landscape adalah kontras tinggi antara langit yang terik dan bumi yang lebih gelap. Tapi itulah tantangan dari foto landscape, dan banyak usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala itu.

landscape

Gear para fotografer landscape :
  • kamera DSLR, resolusi tinggi lebih baik, weather sealed lebih baik
  • lensa wide/ultrawide untuk kesan luas (misal 12-24mm f/4)
  • lensa lain untuk antisipasi (bisa lensa allround seperti 24-70mm f/2.8 atau lensa sapujagat 18-200mm)
  • tripod, yang kokoh, berbahan karbon, yang kakinya bisa dibentangkan sangat lebar
  • filter (ND, gradual ND, CPL)
  • cable release
graduated_nd_filter
Gambar diatas adalah contoh filter graduated ND yang dipasang didepan lensa. Bila disimpulkan, foto landscape sering diidentikkan dengan gear berupa lensa wide, tripod dan filter ND/grad ND serta CPL. Dalam banyak kasus tidak dibutuhkan penggunaan flash eksternal.

Foto makro

Mendapatkan detail dari obyek yang sangat kecil tentu menantang, dan bila berhasil maka hasilnya akan menarik dan unik. Foto makro idealnya punya rasio reproduksi 1:1 alias life size. Tantangan foto makro adalah menemukan obyek yang menarik (obyek serangga akan lebih menantang karena sulit didekati) lalu kesulitan lain adalah di area fokus yang sempit (depan fokus, belakang blur) meski sudah mengecilkan bukaan. Selain itu makro identik dengan lensa yang tajam, dan bisa mengunci fokus dalam jarak dekat.

macro-ring-flash
Gear para fotografer makro :
  • kamera DSLR, resolusi tinggi lebih baik
  • lensa makro, dengan rasio reproduksi 1:1 (misal 60mm, 90mm atau 105mm)
  • lensa lain dengan teknik khusus (reverse lens atau extention tube)
  • close up filter
  • ring type flash (berbentuk bulat melingkari lensa)
  • tripod untuk mencegah blur saat memotret
  • alternatif murah lainnya : lensa zoom yang mengklaim bisa makro (misal 17-70mm) tapi lensa ini tidak bisa 1:1 sehingga belum layak disebut lensa makro
Bila disimpulkan, foto makro memang perlu lensa 1:1 dan akan lebih baik pakai flash khusus yang berjenis ring seperti contoh gambar diatas.

Foto sport/aksi

Ciri utama dari foto sport atau aksi adalah obyeknya bergerak, dan tujuan fotonya adalah membekukan gerakan untuk menangkap ekspresi atau momen yang diharapkan. Dari sini bisa dibayangkan tingkat kesulitan foto sport adalah kecepatan dan timing, sehingga selain pengalaman dibutuhkan juga gear yang mendukung minat fotografi ini. Faktor eksternal seperti cahaya lingkungan juga sangat menentukan tingkat kesulitan foto sport, karena kita tahu foto dengan shutter cepat tentu perlu cahaya banyak.

70-200s
Gear para fotografer sport :
  • kamera DSLR dengan kemampuan continuous shooting yang cepat, modul auto fokus yang akurat dan buffer yang besar
  • lensa tele dengan bukaan besar (misal 70-200mm f/2.8) dan motor fokus yang cepat (SWM untuk Nikon atau USM untuk Canon)
  • alternatif lensa murah : lensa tele dengan motor fokus yang cepat seperti AF-S 70-300mm, resikonya di kamera perlu menaikkan ISO ke angka tinggi untuk dapat shutter cepat
  • monopod untuk menahan bodi dan lensa supaya stabil
  • kartu memori dengan kecepatan tulis yang tinggi (misalnya kelas 10 untuk SD card)
Bila disimpulkan, gear yang cepat menjadi syarat wajib foto aksi (misal kamera dengan 8 fps), plus lensa bukaan besar untuk mendukung kecepatan kamera. Bila lensa bukaan besar terlalu mahal, bisa lensa lain dengan bukaan variabel tapi tetap harus yang punya motor fokus cepat seperti USM atau SWM. Untuk sport, jangan memakai lensa tele murah seperti Canon EF-S 55-250mm atau Nikon AF-S 55-300mm yang auto fokusnya lambat.
Dengan speed tinggi tripod memang tidak dibutuhkan, tapi sebuah monopod akan membantu untuk menahan bobot kamera dan lensa saat kita harus menunggu momen hingga berjam-jam lamanya.

Sumber :
Baca selengkapnya »

Aneka kesalahan yang biasa dilakukan pemula saat memotret

0 komentar
Tulisan ini saya ambil dari sebuah blog orang lain, sekedar untuk pembalajaran buat saya pribadi yang masih awam dalam hal dunia fotografi, dan anda (pembaca) yang tertarik dengan dunia fotografi baik pemula maupun yang muahirrr yang kebetulan menemukan tulisan ini di blog saya yang sederhana ini.

Sering sekali orang menyatakan bahwa dirinya adalah fotografer pemula (saya banget nih..) yang bertanya mengenai kamera apa yang cocok untuknya. Saya agak bingung juga karena yang dimaksud dengan pemula itu sendiri batasnya tidak jelas, bahkan saya pun masih merasa jadi pemula dalam urusan foto-memfoto. Mungkin istilah pemula (dari asal kata : mula / awal / beginner)dalam fotografi bisa dikaitkan dengan fotografer amatir / amateur, atau non profesional / non komersil dan bisa juga pemula diidentikkan dengan mereka yang sedang belajar (teori dan praktek) fotografi. Inipun belum termasuk mereka (yang bisa disebut pemula) yang membeli kamera hanya sekedar untuk urusan dokumentasi keluarga dan tidak mau dipusingkan soal istilah-istilah fotografi. Karena blog ini dibuat dari pemula untuk pemula, maka tulisan kali ini hanya ditujukan untuk sekedar sharing pengalaman seputar aneka kesalahan yang biasa dilakukan oleh fotografer pemula.
Kamera digital sebagai sarana fotografi sering jadi tolok ukur / benchmark dalam menentukan kualitas hasil foto. Diyakini dengan semakin canggihnya kamera (diindikasikan dengan banyaknya setting dan parameter) maka kamera akan memberi hasil yang lebih baik. Namun banyak yang tidak menyadari kalau kamera yang punya banyak setting akan membuka banyak kemungkinan salah dalam memilih setting yang sesuai, apalagi kamera digital punya setting yang lebih banyak dari sekedar shutter, aperture dan ISO.
Langsung saja, kenali dan evaluasilah aneka kesalahan umum yang biasa dialami oleh para fotografer pemula berikut ini :
  • yang paling mendasar : kurang teori dan/atau praktek fotografi
  • mendasar : salah menentukan nilai eksposur -> shutteraperture dan ISO
  • tidak jeli memperhitungkan pencahayaan saat itu, terkadang menurut mata kita masih cukup terang ternyata kamera menganggap sudah mulai gelap
  • salah memutuskan penggunaan lampu kilat, kadang saat diperlukan kita justru lupa mengaktifkannya
  • membiarkan lampu kilat dalam mode ‘Red Eye’ yang akan menyala beberapa kali sebelum memotret, sehingga akan menyebabkan kita ketinggalan momen (biasanya pada kamera saku)
  • salah menentukan titik fokus yang diinginkan (bila kameranya bisa memilih titik fokus) sehingga mana yang tajam mana yang blur jadi terbalik
  • tidak memakai format RAW saat memotret sesuatu momen yang amat penting
  • terlalu percaya pada mode AUTO (berlatihlah memakai mode A/S/M bila ada)
  • tidak memakai setting white balance yang tepat (misal harusnya flourescent tapi pilih WB tungsten)
  • memakai pilihan metering yang tidak tepat (apalagi saat terang gelapnya objek foto tidak merata / area kontras tinggi)
  • lupa memeriksa setting kompensasi eksposur (Ev) yang beresiko membuat foto jadi under / over-exposed
  • tidak mengkompensasi eksposure (Ev) secara manual (ke arah plus atau minus) saat metering kamera memberi hasil yang tidak sesuai dengan keinginan kita
  • tidak meluangkan waktu untuk melihat histogram (baik sebelum atau sesudah memotret) padahal di saat terik matahari, layar LCD kamera tidak lagi akurat untuk mengukur eksposure
  • lupa mengaktifkan fitur image stabilizer (bila ada) saat diperlukan, seperti saat speed rendah atau saat memakai lensa tele)
  • tidak berupaya mendapat sweet spot lensa saat perlu foto yang tajam (menghindari fokal lensa ekstrim danstop down dari bukaan maksimal)
  • tidak membawa baterai cadangan, khususnya yang berjenis AA/NiMH
  • tidak mengaktifkan AF-assist beam/strobe saat low-light yang menyebabkan kamera kesulitan mencari fokus
  • tidak sengaja menghapus sebuah foto (ups…)
  • tidak memakai tripod saat memakai shutter lambat (dibawah 1/20 detik)
Adapun aneka kecerobohan dalam penggunaan kamera yang beresiko membuat kamera anda rusak diantaranya :
  • tidak berhati-hati menjaga lensa dari sidik jari, cipratan air bahkan benturan (impact)
  • lupa mematikan kamera saat mengganti lensa atau kartu memori (jujur saya sesekali pernah tanpa sengaja melakukan hal ini, untungnya kamera saya tidak sampai rusak)
  • membawa kamera dengan menggenggam lensanya (untuk DSLR dengan lensa ber-mounting plastik ini bisa mengundang resiko patah)
  • memasang filter dengan memutarnya terlalu kuat (untuk lensa kit yang masih memakai sistem rotating lensseperti lensa kit Canon / Nikon 18-55mm) yang beresiko merusak motor di dalam lensa
  • mengarahkan kamera anda ke matahari di siang hari bolong (don’t do that…!)
  • meniup debu yang menempel di sensor (maaf, air liur anda bisa terciprat ke sensor dan membuat masalah semakin runyam…) -> solusi, gunakan peniup debu yang tersedia khusus untuk kamera
Tentu saja hal-hal seperti ini perlu dicermati guna mencegah gagalnya foto-foto penting atau hingga rusaknya peralatan anda. Sayang kan saat peristiwa yang difoto ternyata hasilnya mengecewakan karena kita melakukan kesalahan yang tampaknya sepele tapi amat berpengaruh?
Apakah anda ingin berbagi pengalaman soal kesalahan / keteledoran yang mungkin pernah anda lakukan? Dengan berbagi pengalaman anda di sini semoga bisa jadi bahan pelajaran buat pembaca yang lain.

Sumber :
Baca selengkapnya »

Sarasehan Waka Kadin Bersama Gubernur DKI "Jokowi"

Senin, 01 April 2013 0 komentar
Beberapa foto dokumentasi koleksi MD Photography, pada acara Sarasehan Wakil Ketua Umum Kadin bersama Gubernur DKI Jokowi, yang diselenggarakan di Aula PT.Mustika Ratu Jakarta, dan di hadiri oleh founder PT.Mustika Ratu TbK Ibu Mooryati Soedibyo, President Director PT. Mustika Ratu Tbk, Putri Kuswisnuwardhani dan jajaran direksi yang lainnya. Hadir juga Putri Indonesia 2013















Baca selengkapnya »
Thank's for your visit to my personal blog, Please Leave Your Message in The Message Box / Chat Below...

My Blog List

  • Test Modified - Month Coverage (Qty Base) This Month Stock Quantity This Month Stock Value Last 3Month Moving Average Selling Out Qty Last 3Month Moving Average Selling O...
    6 tahun yang lalu
  • Bundavue Accessories - Banner / Property jualan BUNDAVUE Accessories Setelah sekian lama vacum dalam usaha jualan accessories, kini *BUNDAVUE Accessories* mencoba kembali usahany...
    7 tahun yang lalu