Tulisan ini saya ambil dari sebuah blog orang lain, sekedar untuk pembalajaran buat saya pribadi yang masih awam dalam hal dunia fotografi, dan anda (pembaca) yang tertarik dengan dunia fotografi baik pemula maupun yang muahirrr yang kebetulan menemukan tulisan ini di blog saya yang sederhana ini.
Sering sekali orang menyatakan bahwa dirinya adalah fotografer
pemula (saya banget nih..) yang bertanya mengenai kamera apa yang cocok untuknya. Saya agak
bingung juga karena yang dimaksud dengan pemula itu sendiri batasnya
tidak jelas, bahkan saya pun masih merasa jadi pemula dalam urusan
foto-memfoto. Mungkin istilah pemula (dari asal kata : mula / awal / beginner)dalam fotografi bisa dikaitkan dengan fotografer amatir / amateur,
atau non profesional / non komersil dan bisa juga pemula diidentikkan
dengan mereka yang sedang belajar (teori dan praktek) fotografi. Inipun
belum termasuk mereka (yang bisa disebut pemula) yang membeli kamera
hanya sekedar untuk urusan dokumentasi keluarga dan tidak mau
dipusingkan soal istilah-istilah fotografi. Karena blog ini dibuat dari
pemula untuk pemula, maka tulisan kali ini hanya ditujukan untuk sekedar
sharing pengalaman seputar aneka kesalahan yang biasa dilakukan oleh
fotografer pemula.
Kamera digital sebagai sarana fotografi sering jadi tolok ukur / benchmark dalam
menentukan kualitas hasil foto. Diyakini dengan semakin canggihnya
kamera (diindikasikan dengan banyaknya setting dan parameter) maka
kamera akan memberi hasil yang lebih baik. Namun banyak yang tidak
menyadari kalau kamera yang punya banyak setting akan membuka banyak
kemungkinan salah dalam memilih setting yang sesuai, apalagi kamera
digital punya setting yang lebih banyak dari sekedar shutter, aperture dan ISO.
Langsung saja, kenali dan evaluasilah aneka kesalahan umum yang biasa dialami oleh para fotografer pemula berikut ini :
- yang paling mendasar : kurang teori dan/atau praktek fotografi
- mendasar : salah menentukan nilai eksposur -> shutter, aperture dan ISO
- tidak jeli memperhitungkan pencahayaan saat itu, terkadang menurut mata kita masih cukup terang ternyata kamera menganggap sudah mulai gelap
- salah memutuskan penggunaan lampu kilat, kadang saat diperlukan kita justru lupa mengaktifkannya
- membiarkan lampu kilat dalam mode ‘Red Eye’ yang akan menyala beberapa kali sebelum memotret, sehingga akan menyebabkan kita ketinggalan momen (biasanya pada kamera saku)
- salah menentukan titik fokus yang diinginkan (bila kameranya bisa memilih titik fokus) sehingga mana yang tajam mana yang blur jadi terbalik
- tidak memakai format RAW saat memotret sesuatu momen yang amat penting
- terlalu percaya pada mode AUTO (berlatihlah memakai mode A/S/M bila ada)
- tidak memakai setting white balance yang tepat (misal harusnya flourescent tapi pilih WB tungsten)
- memakai pilihan metering yang tidak tepat (apalagi saat terang gelapnya objek foto tidak merata / area kontras tinggi)
- lupa memeriksa setting kompensasi eksposur (Ev) yang beresiko membuat foto jadi under / over-exposed
- tidak mengkompensasi eksposure (Ev) secara manual (ke arah plus atau minus) saat metering kamera memberi hasil yang tidak sesuai dengan keinginan kita
- tidak meluangkan waktu untuk melihat histogram (baik sebelum atau sesudah memotret) padahal di saat terik matahari, layar LCD kamera tidak lagi akurat untuk mengukur eksposure
- lupa mengaktifkan fitur image stabilizer (bila ada) saat diperlukan, seperti saat speed rendah atau saat memakai lensa tele)
- tidak berupaya mendapat sweet spot lensa saat perlu foto yang tajam (menghindari fokal lensa ekstrim danstop down dari bukaan maksimal)
- tidak membawa baterai cadangan, khususnya yang berjenis AA/NiMH
- tidak mengaktifkan AF-assist beam/strobe saat low-light yang menyebabkan kamera kesulitan mencari fokus
- tidak sengaja menghapus sebuah foto (ups…)
- tidak memakai tripod saat memakai shutter lambat (dibawah 1/20 detik)
Adapun aneka kecerobohan dalam penggunaan kamera yang beresiko membuat kamera anda rusak diantaranya :
- tidak berhati-hati menjaga lensa dari sidik jari, cipratan air bahkan benturan (impact)
- lupa mematikan kamera saat mengganti lensa atau kartu memori (jujur saya sesekali pernah tanpa sengaja melakukan hal ini, untungnya kamera saya tidak sampai rusak)
- membawa kamera dengan menggenggam lensanya (untuk DSLR dengan lensa ber-mounting plastik ini bisa mengundang resiko patah)
- memasang filter dengan memutarnya terlalu kuat (untuk lensa kit yang masih memakai sistem rotating lensseperti lensa kit Canon / Nikon 18-55mm) yang beresiko merusak motor di dalam lensa
- mengarahkan kamera anda ke matahari di siang hari bolong (don’t do that…!)
- meniup debu yang menempel di sensor (maaf, air liur anda bisa terciprat ke sensor dan membuat masalah semakin runyam…) -> solusi, gunakan peniup debu yang tersedia khusus untuk kamera
Tentu saja hal-hal seperti ini perlu dicermati guna mencegah
gagalnya foto-foto penting atau hingga rusaknya peralatan anda. Sayang
kan saat peristiwa yang difoto ternyata hasilnya mengecewakan karena
kita melakukan kesalahan yang tampaknya sepele tapi amat berpengaruh?
Apakah anda ingin berbagi pengalaman soal kesalahan / keteledoran
yang mungkin pernah anda lakukan? Dengan berbagi pengalaman anda di sini
semoga bisa jadi bahan pelajaran buat pembaca yang lain.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar