Content

Di balik layar pembuatan foto levitasi cosplay

Sabtu, 21 Maret 2015
Baru-baru ini saya mendapatkan kesempatan melakukan sesi foto bersama tim Tamako. Tidak seperti sesi foto sebelumnya, sesi foto kali ini dilakukan dalam lingkungan studio. Ini merupakan kali pertama saya melakukan sesi foto dalam studio bersama Tamako dan juga merupakan kali kedua saya memotret dalam lingkungan studio.

Tahap Survei

Saya melakukan survei sehari sebelumnya untuk menemukan lokasi persisnya studio, mencari tahu fasilitas yang disediakan di sana, dan juga melihat potensi keterbatasan yang ada yang dapat menjadi isu serius jika tidak dipersiapkan dengan baik.
Saya menemukan bahwa ukuran ruangan studio nya mirip dengan studio sebelumnya yang pernah saya kunjungi, tapi tata ruangnya sangat jauh berbeda. Studio Photolounge merupakan sebuah studio tematik yang memiliki 6 tema berbeda yang dijejerkan sepanjang sisi studio. Jarak pengambilan foto di studio ini relatif pendek, sekitar 4 meter. Lensa yang tidak lebih panjang dari 50mm atau ekuivalen akan ideal untuk memotret pada jarak ini. Karena saya menggunakan kamera format APS-C dan saya tidak memiliki lensa yang lebih lebar dari 50mm (ekuivalen 80mm di kamera APS-C), maka saya harus menyewanya.
Saya perhatikan studio Photolounge menggunakan lampu merk Golden Eagle yang dilengkapi dengan beberapa aksesoris umum: softbox besar, softbox sedang, beauty dish, softbox oktagonal, dan grid sarang lebah dengan pintu lipat. Mereka juga menyediakan trigger nirkabel. Tidak ada fungsi TTL dan tidak ada flash meter. Ini berarti saya harus menyewa flash meter dan datang lebih awal untuk menyiapkan pencahayaan sesuai yang diinginkan. Saya merasa lega setelah melakukan survei.

Tahap Persiapan

Saya tiba di lokasi setengah jam lebih awal untuk menyiapkan lampu dan memosisikan kamera saya di atas tripod. Saya berniat melakukan eksperimen fotografi levitasi dengan memanfaatkan salah satu kelebihan lampu strobe: membekukan gerakan melalui durasi pencahayaan singkat.
Akan ada penggabungan foto nantinya dalam pengolahan lanjut dan akan ada orang yang melompat selama proses pemotretan sehingga penggunaan tripod berbahan karbon adalah esensial. Hal tersebut akan membuat pekerjaan masking lebih mudah dilakukan dan material karbon akan meminimalkan getaran dari efek orang yang melompat di dekat tripod.
Kamera diatur pada mode manual dengan manual fokus. Saya menyewa lensa 10-22mm (ekuivalen 16-35mm). Pengaturan awal kamera ialah: ISO 100, shutter speed 1/200 s. Angka bukaan diafragma (F) akan bervariasi tergantung posisi subjek di dalam foto. Saya menggunakan flash meter untuk menentukan nilai F. Alat ini menghemat banyak waktu daripada mengira-ngira atau coba-coba. Karena tidak ada fungsi TTL, saya merasa tidak nyaman jika harus mengubah kekuatan lampu strobe.
Saya memilih softbox terbesar yang ada di sana sebagai cahaya utama untuk keseluruhan foto. Saya menaruhnya setinggi mungkin dan dihadapkan 45 derajat ke bawah. Saya juga menaruhnya sedekat mungkin tapi tidak sampai masuk ke dalam frame untuk menciptakan bayangan sehalus mungkin. Lampu kedua saya taruh di sebelah kiri dengan aksesoris grid sarang lebah yang dilengkapi pintu lipat untuk membuat garis cahaya pada subjek dari belakang.

Proses Pemotretan – Bagian 1: Properti yang Melayang

Dengan lampu dan kamera yang sudah disiapkan, tiba saatnya bagi saya untuk memotret beberapa benda yang dibuat seolah-olah melayang. Ini dilakukan sembari menunggu para cosplayer selesai berdandan. Berikut beberapa foto properti yang saya ambil (Terima kasih Michi dan Hendra udah bantu pegangin propertinya!):
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Ketika memotret properti, saya menaruh perhatian besar pada posisi objek, orientasinya, dan bayangannya. Saya menggunakan sofa sebagai patokan posisi. Setiap objek yang akan difoto ditentukan orientasinya dari awal sehingga nantinya objek tersebut tidak perlu ditransformasi lebih lanjut. Untuk bayangannya, objek dipegang sedemikian rupa sehingga bayangan si pemegang objek tidak menyatu dengan bayangan objek itu sendiri. Ini berarti saya nantinya tidak perlu membuat bayangan palsu saat pengolahan lanjut.

Proses Pemotretan – Bagian 2: Orang yang Melayang

Setelah selesai memotret properti, saya memotret beberapa orang dalam posisi melayang (termasuk saya sendiri :p). Pengaturan kecepatan rana awal kamera di 1/200 detik memperlihatkan bahwa terkadang strobe tidak sinkron dengan kamera. Ada sekitar 2 dari 5 foto yang tidak sinkron pada settingan tersebut.
Saya harus mengubah kecepatan rana menjadi 1/125 detik supaya strobe dapat sinkron lebih baik, sekitar 9 dari 10 foto. Sayangnya strobe yang digunakan memiliki durasi pencahayaan yang relatif lama sehingga pada settingan kecepatan rana yang baru, blur dari objek bergerak terekam pada foto. Berikut adalah foto-foto orang yang melayang (Terima kasih banyak kepada om Mr. Erga, dan Hendra yang telah membantu saya dalam proses pemotretan ini):
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Jika diperhatikan, framing kali ini tidak sestabil framing pada foto bagian pertama. Hal ini mungkin disebabkan oleh posisi sofa yang bergeser ketika orang melompat ke atasnya, atau gelang fokus diubah ketika memotret bagian ini atau mungkin juga ball head yang saya gunakan tidak cukup solid. Bagaimanapun, ini berarti pekerjaan masking nantinya akan lebih merepotkan. Sayangnya saya tidak menyadarinya sampai ketika saya melakukan olah lanjut di Photoshop.
Setelah selesai dengan foto levitasi, kami menghabiskan waktu tersisa memotret konsep lain. Di antara sekian banyak foto non levitasi yang saya ambil pada hari itu, ada satu yang menjadi favorit pribadi saya:


Tahap Olah Digital – Semua Tentang Masking

Semua foto properti dan orang melayang saya buka dalam satu tumpukan file menggunakan perintah File -> Scripts -> Load Files into Stack. Saya tidak menyadari bahwa beberapa foto orang melayang tidak sama persis framingnya, jadi saya tidak mencentang opsi “attempt to align source images”. Saya menyadarinya ketika saya sudah selesai melakukan masking pada properti yang melayang. Saya agak malas untuk mengulangnya dari awal jadi saya biarkan saja apa adanya. Keputusan yang buruk kalau boleh dibilang.
Tidak ada trik khusus dalam olah digital kali ini. Semuanya tentang pekerjaan masking. Masking properti melayang relatif mudah karena framingnya sama persis, kecuali ketika ada dua properti melayang yang saling tumpang tindih. Contohnya: pot melayang di depan meja yang melayang. Ketika hal itu terjadi, maka layer pot harus dimasking lebih teliti.
Melakukan masking pada orang melayang memakan waktu yang sangat lama. Karena orang-orang dalam foto tidak sama persis framingnya, maka begitu juga dengan bayangannya. Seringkali saya melakukan masking pada pembesaran gambar 500-600% dengan menggunakan kuas kasar ukuran 1-3 pixel pada 100% flow dan opacity untuk mendapatkan hasil yang rapi pada ujung seleksi. Sangat merepotkan dan memakan waktu! Tapi ini beberapa hasil yang sudah jadi (akan ditambahkan lagi di akun Flickr kalau yang lain sudah selesai):
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Setelah selesai masking, foto kemudian disimpan sebagai file baru. File baru tersebut baru kemudian diperbaiki kualitas gambarnya dengan meningkatkan kontras. Khusus foto levitasi selfie saya sendiri, saya perhatikan posisi tangan kiri saya berdekatan dengan vas bunga metalik sehingga seharusnya ada refleksi kepalan tangan saya di sana. Saya gunakan tool clone stamp dengan pengaturan flip vertical dan ukuran cloning 20% dari ukuran asli. Kloning dilakukan di layer terpisah supaya lebih mudah ditransformasi untuk menyesuaikan kontur vas dengan bentuk bayangan.

0 komentar:

Posting Komentar

Thank's for your visit to my personal blog, Please Leave Your Message in The Message Box / Chat Below...

My Blog List

  • Test Modified - Month Coverage (Qty Base) This Month Stock Quantity This Month Stock Value Last 3Month Moving Average Selling Out Qty Last 3Month Moving Average Selling O...
    6 tahun yang lalu
  • Bundavue Accessories - Banner / Property jualan BUNDAVUE Accessories Setelah sekian lama vacum dalam usaha jualan accessories, kini *BUNDAVUE Accessories* mencoba kembali usahany...
    7 tahun yang lalu