Baca selengkapnya »

Isao Machii membelah peluru dengan pedang samurainya

Membelah peluru dengan pedang adalah sesuatu yang cuma bisa kita lihat di film-film Hollywood. Namun, seorang Samurai Jepang membuktikan kebolehannya membelah peluru yang ditembakkan dengan kecepatan 200 mil/jam (320 km/jam).
Dalam video ini, Isao Machii, seorang Samurai modern mempertunjukkan aksi kecepatan tangan serta ketepatannya dalam membelah sebuah peluru senjata angin yang ditembakkan dari jarak 70 meter, sesuatu yang hampir mustahil dilakukan oleh manusia biasa tanpa kemampuan dan latihan khusus.

Isao Machii, mulai mengasah keterampilan pedangnya yang luar biasa sejak ia masih kecil.
Isao cilik diajarkan tehnik ini oleh seorang master tua sejak dirinya berusia lima tahun, dan kini Ia telah lulus dan menjadi kepala di sebuah sekolah samurai.

Keterampilan menggunakan pedang Machii begitu akurat, sehingga ia menerima tantangan dari pembuat film untuk melihat apakah ia mampu mengiris peluru kecil yang ditembakkan kepadanya menggunakan senjata BB.
Semua aksi yang dilakukan Isao saat membelah peluru tersebut terjadi dalam kejapan mata, sehingga hampir tidak mungkin untuk mata manusia melihat bagaimana ia membelah peluru tersebut.
Namun, sang pembuat film menggunakan peralatan serta kamera berkecepatan tinggi yang canggih untuk menangkap setiap gerakan yang dilakukan Isao, agar dapat menganalisis aksinya dalam gerakan lambat.
Hasil videonya sangat mengagumkan, dimana dalam gerakan lambat Isao mencabut pedang dari dalam sarungnya kemudian dengan sekejap membelah peluru menjadi dua, yang membuat Ramanl Durvasula dari California State University tertegun.

Sumber :

Baca selengkapnya »

Kinez Riza adalah seniman muda fotografi yang fokus pada psikologis manusia dan faktor-faktor di sekelilingnya. Pada 2007-2009, Kinez belajar di University of the Arts London. Kini ia melanjtukan studi Sosiologi di London Metropolitan University.

Selain itu, Kinez juga pernah membidani konsep dari sebuah majalah fesyen seperti '1984' yang menggunakan kamera kecil untuk memproyeksikan model ke layar televisi.
Kinez juga pernah difoto dan diwawancara oleh Grayson Perry, pemenang British Turner Prize asal Inggris, bersama dengan petualang jurnalistik lainnya seperti Jeff Koons, David Shrigley dan Takashi Murakami.
Karya desain Kinez juga pernah diterbitkan dalam majalah Wallpaper (Juli, 2009), sebagai bagian dari proyek Type Art. Antara 2005-2007 ia terlibat di berbagai proyek kemanusiaan pasca tsunami di Aceh, dan juga ikut ambil bagian dari organisasi bernama Initiative for Peace.
Karya-karya dari Kinez Riza banyak bersinggungan dengan fotografi film, jenis kamera dan film yang ia gunakan adalah:

Kamera:

- Mamiya C330 Twin Lens

- Mamiya RZ67

- War relic 35mm

- Nikon F5 35mm semi-automatic

Film yang digunakan termasuk format medium dan 35 mm:

- Kodak E100VS (120mm)

- Kodak Portra 160VC (120mm)

- Kodak Portra 400VC (120mm)

- Fuji PRO160S (120mm)

- Kodak 100T-MAX (120mm)

- Kodak Ektar100 (120mm)

- Kodak 100T-MAX (35mm)

- Fujichrome Velvia50 (35mm)

- Fujichrome PROVIA100F (35mm)

- Kodak 200 (35mm)

"Wayfaring" digelar di DGallerie, Jl. Barito 1 No.3, Kebayoran Baru, Jakarta-Selatan.

Foto : inilah.com

Pengunjung melihat pameran fotografi Kinez Riza yang bertajuk 

Wayfaring di DGallerie, Jakarta, Rabu (14/3).

Kinez Riza menunjukkan koleksi kamera saat pameran fotografi yang bertajuk
Wayfaring di DGallerie, Jakarta, Rabu (14/3).

Foto : inilah.com

Pengunjung melihat pameran fotografi Kinez Riza yang bertajuk 

Wayfaring di DGallerie, Jakarta, Rabu (14/3).

Sumber : inilah.com

Baca selengkapnya »

Baca selengkapnya »